Lenscope - baiklah sekarang lenscope akan menshare puisi puisi yang di tulis oleh Febiasti Afriyani. tidak pake lama, inilah dia puisinya:
Hedonis’
Kini hedon semakin buas
Memangsa nurani yang tak
berpondasi
Hati hati…
Rambu keserakahan mungkin
dimana-mana
Hanya saja intan pernata
menyilaukan mata
Waspada…
Manusia tak punya rasa puas
Beri satu minta dua
Pelataran hati tak lagi
berbudaya
Hedon mendkotrin yang miskin
dan yang kaya
Senja di Halte
Saat senja
Aku berdiri dipinggir halte
Menunggu kereta kuda tanpa
pangeran
Kala itu langit begitu indah
Senja diatas beton raksasa
Senja diantara beludru putih
berarakan
Hujan
Aroma khas sang hujan
Saat rintiknya jatuh bertemu
tanah
Saat raga ini kian peka,
aroma itu membawa nyaman
Hujan…
Derai air yang dihantarkan
oleh sang awan
Penantian
Pelataran hati ini sudah
bosan tak ada yang mengunjungi
Sepi dan sunyi sekali…
Serta harus berapa lama
lagi…
Waktu tak selamanya akan
bersahabat
Aku seharusnya tidak
menunggu yang tak semestinya ditunggu…
Ekspedisi Kehidupan
Sebuah ironi hidup aku
lewati
Lembar demi lembar kisah aku
jalani
Suka duka aku lalui begitu
saja
Kemudian aku sampai pada
sebuah kejenuhan
Dibangunkan Oleh Lagu
Denting lagu beralunan begitu merdu
Aroma khas sang pagi menambah nikmat detik ini
Perasaaan yang semrawut hilang dan pergi
Pelataran hati membuka kembali gerbang penantiannya
Kali ini tak akan menyerah oleh waktu
Dan lagu ini akan setia bersama hingga nanti
Puisi Untukku
Menulis puisi untukku sendiri
Setiap bait tersirat rasa di hati
Saat tak ada telinga yang siap mendengar suara ini mendera
Maka kata demi kata dalam puisi inilah pelampiasannya
Saat tak ada raga lain di sisi
Maka serangkaian rima puisi ini yang mengisi sepi
Hanya Berlari
Aku berlari …
Dengan nafasku yang tersengal
Berlari walau hanya sendiri
Aku melihat senja di depan sana
Saat berlari detik demi detik aku lalui
Hai Pagi
Pagi seharusnya tak sesunyi ini
Hanya ada gemricik hujan di depan teras
Dengan aroma tanah yang menusuk
Pagi ini tak cerah
Langit keabu-abuan menjadi lukisan indah
When the stars fall, there’s hope flying away
From the heart that never lost hope, maybe someday it
will turn back
No worry, eventough you can go with hope, but you can fly
like hope flying away from your heart
World maybe not really humble and not always smiling to
us.
Cerita Musim Dingin
Tak ada yang lebih kejam
dari kejamnya kesendirian
Ada sunyi yang siap menikam
kapan saja
Dan disana ada sepi yang
akan membunuh perlahan
Musim dingin begitu panjang
Tapi kesendirian sangat
setia pada tuannya
Kemudian apalagi yang akan
mati membeku
Setelah bahagia pergi
selamanya
Dan apalagi yang akan beku….
Aku tak pandai mengartikan
rasa
Filosofi Rasa
Aku bosan bercerita tentang
rasa
Lagi dan lagi aku harus berkutat
pada kebimbangan
Mengapa harus datang dan
pergi, mengapa rasa itu tidak menetap saja
Atau pergi dan tidak kembali
Senyum Itu
Senyumnya terlukis dengan
indah pada wajahnya
Aku terpikat tapi aku tak
dapat berkata
Sungguh aku benci ini,
Aku tak lagi mau terjerat
untuk kesekian kalinya
Cukup, jangan biarkan ini
mengalir terlalu jauh
Aku tak ingin menemui air
terjun yang curam
Dan aku harus terjatuh
begitu sakit
Kasmaran
Hatiku gemetar, sungguh aku terkapar
dalam risau
Deg deg deg deg deg deg deg
deg…telingaku begitu peka oleh suara
nyaring itu
Raga ini kini enggan untuk
bersahabat bersama hati.
Tuhan, sungguh semakin aku
mengelak, getarnya semakin hebat
Dan sepandai apapun aku
bersandiwara, hati ini begitu cerdik untuk melihat kebohonganku
Aku harus segera membantai
perasaan yang tak wajar ini
Bukan karena aku tak
menginginkannya, hanya saja tak lagi tersisa ruang untuk kembali jatuh cinta
Sisa Kenangan
Kenangan kemarin masih
meninggalkan ruam dalam memoriku ini
Ntah aku harus bahagia atau
bahkan kecewa
Karena aku tak ingin
kenangan itu memancing sebuah rasa terlarang
Aku tak sanggup
mengikrarkan janji bahwa rasa itu tak
kan datang
Aku pun tak punya cukup
keberanian untuk berharap rasa itu akan indah
Kepingan cantik dalam
kenangan indah kemarin, aku akan letakkan dengan begitu cantik jauhh sekali di
dalam sini…(aku menunjuk hatiku)
Kepastian
Dalam puisi ku tak perlu
sebuah kiasan
Akan terlalu indah untukku
Akan terlalu istimewa
untukku
Cukup beri aku satu bait
saja
Satu bait dengan satu
kepastian
Tidak usah berlika liku
merangkai kata
Aku tak perlu itu
Tidak usah bersajak seolah
tak ada sandiwara
Aku tak perlu itu
Jangan gantung aku diantara
suka dan duka
Jangan pula penjarakan aku
dalam duka
Dalam puisi ku tak perlu
sebuah kiasan
Aku hanya butuh “kepastian”
Kalimat Tak Bertuan
Konon…… sebuah hati tak akan
salah memilih
Siapa gerangan yang berkata
demikian?
Siapa?
Tak ada seorangpun mengaku
Apa mungkin itu adalah
kalimat tak bertuan?
Mungkinkah?
Jika memang benar begitu,
mengapa banyak orang begitu percaya?
Dan jika kalimat itu tak
membuktikan apapun, lalu siapa yang akan disalahkan?
Hati tak akan salah
memilih……
Aku Marah, Aku Kesel, Aku
Sedih
Aku ini seorang pujangga
payah
Siapa yang mau membaca
puisiku yang murah
Aku ini tak pandai bersajak
Bait demi bait sengaja
kutulis acak
ADAKAH YANG TAU
MENGAPAA!!!!!!!!
Karena hatiku berantakan…
Karena aku hancur…
Karena aku tidak tau lagi
dimana pecahan hati yang hilang dariku…
Aku ini seorang pujangga
payah
Siapa yang mau membaca
puisiku yang murah…
Menukik tajam berpaling pada
takdir
Haluan tak lagi lurus
Badai begitu hebat
Kapal kian goyah
Nahkoda tak lagi kuasa
Tuhan Aku Rindu
Tuhan aku rindu…
Rasanya sakit, seperti aku
tidak punya tempat dimanapun
Tuhan aku rindu…
Bisakah aku kembali pulang
lebih cepat?
Tapi siapa yang akan
mengantarku
Aku sudah lupa jalan pulang
Lama sekali sejak Kau
mengirimkan aku ke dunia ini
Tuhan aku rindu…
Bisakah aku hanya disisiMu
saja?
Tuhan…aku rindu…
Penulis Puisi : Febiasti Afriyani
Itulah tadi puisi dari pemikiran yang kreatif, semoga kedepan banyak penulis puisi yang mampu mengharumkan nama mereka sendiri hehehe
Bagi siapapun yang ingin puisinya di tulis disini, silahkan kirimkan karya tulis anda di lenscopenews@gmail.com
Berkomentarlah sesuka anda, namun tetap ada batasan norma dan etika sebagai manusia yang berpendidikan. Terima kasih